First Scar and First Cure.
Detik terus berjalan, menit terus berjalan, tapi Leo masih menyesali perbuatannya 37 menit yang lalu.
Sekarang yang ada di pikirannya adalah nama satu gadis yang sudah hampir 3 minggu membuat hari nya sedikit lebih berwarna.
“Ra lo dimana?”
“Ra lo kemana?”
“Ra, gue nyesel. Ra jangan terlalu jauh, gue khawatir. Dan sampe sekarang gue masih ngerasa gagal karena belum bisa nenangin lo.”
Dengan isi pikirannya yang masih bertanya-tanya kemana perginya gadis itu, Leo berjalan dengan langkah cepat menuju belakang sekolah. Basecamp suatu geng di Wilana atau yang biasa anak-anak Wilana sebut adalah Kapdar.
Saat tiba di sana, Kedatangan Leo ternyata tidak di sambut dengan baik, mereka semua melihat Leo dengan tatapan ingin menerkam Leo beramai-ramai.
BUGH!
“Minta maaf anjing!” satu pukulan mendarat bebas di rahang Ilham, anak hits kelas 11 IPA 5.
“Ngga punya pendirian lo ya bangsat? gara-gara lo cewek gue diteror satu sekolah anjing!”
Cewek gue.
Memukul, Menendang, dan mendorong semua Leo lakukan saat itu, dan masih dengan pikirannya yang terpenuhi rasa khawatir.
“Bro, santai bro, ini Ilham juga lagi bingung bro… santai, main aman aja kita bro.” Ucap salah satu anggota Kapdar.
“Gue ngga peduli dia gimana, gue cuma minta dia klarifikasi kalo selingkuhan nya bukan Aurora.” Jawab Leo dengan nafas menggebu.
“Le, sabar Le, santai dulu.” Ucap Hanan, sahabatnya yang baru saja tiba.
“Nggak bisa Nan, Aurora tuh beda Nan. Mungkin semua orang mikir ini hal biasa, tapi bagi gue nggak. Aurora nggak pantes digituin. Minggir Nan, Si bangsat ini harus di hajar biar tau rasanya gimana.”
“Le-”
Terhitung sudah 6 pukulan mendarat di rahang Ilham. dan kebalikannya juga, Sudah tidak ada wajah bersinar Leo yang seperti biasanya, sekarang semua hanya tetesan darah yang keluar dari pelipisnya karena pukulan Ilham.
“Buat lo semua yang ikut neror Aurora, gue cari lo satu-satu, biar lo liat langsung apa yang bakal gue lakuin nanti.” Ucapan Leo sambil melihat ke sekeliling dia yang banyak sekali anak-anak wilana sedang menonton perkelahian mereka.
“Lo mau kemana Le?”
“Nyari Aurora.”
Setelah itu Leo sudah tak tertarik melanjutkan perkelahian nya, karena Ilham juga sudah terbaring lemah di depan Kapdar.
Leo terus-terusan tanpa henti menelfon Aurora, bahkan dia juga mengirim pesan suara namun masih tidak ada jawaban, setelah mencari keliling daerah Wilana, jalan-jalan ramai, dia masih tidak menemukan gadis itu. Akhirnya Leo memutuskan untuk menunggu di depan rumah Aurora.
Dan benar saja, sekitar setengah dua belas malam Aurora baru tiba dirumahnya, dengan penampilan yang sangat kacau, rambut berantakan, seragam kotor, dan mata yang sembab.
“Astaga Ra, kenapa kayak gini sih ra?”
Tak ada jawaban.
“Ra, lo darimana aja? ra maafin gue ra, gue bener-bener minta maaf. Gue nyesel ngga cek hp gue dan-”
“Kenapa harus minta maaf?lo ngga salah. Gue yang salah. Gue selalu salah. Gue nggak pernah nggak salah Le. Pokoknya gue selalu salah dimata semua orang, dimata dunia ini.”
“Ra nggak gitu dengerin gue ra gue tau-”
“Udah ya Le, mending dari sekarang lo jauhin gue, lo liat sekarang gimana? lo bonyok karena gue. Gue nggak mau nambah korban lagi hanya karena temenan deket sama gue. Jauhin gue dari sekarang Le.”
“Apa apaan sih, Ra. Sini duduk dengerin gue dulu-”
“Muka lo parah banget Le, gue ambil obat dulu ya, abis gue obatin lo harus pulang ya Le.”
Setelah mengambil obat-obatan nya, Aurora langsung mengobati wajah Leo yang terluka karena perkelahian tadi.
“Sama ka Ilham?”
“Iya…aduh anjing. Sakit ra!”
“maaf maaf” ucap nya sambil tertawa.
“Buat apa berantem sama ka Ilham? udah jago lo ya?merasa paling jago lo se Wilana?”
“Nggak gitu…”
“Nggak ngerti deh gue sama lo, buat apa kayak gitu tuh gue nggak ngerti. Dengan lo kayak gitu nggak akan ngerubah keadaan Le, semua udah terlanjur kejadian. Nggak ada yang bisa ngubah itu.”
“Bisa ra bisa, gue cuma mau dia klarifikasi kalo bukan lo yang mereka semua maksud.”
“It’s okay, mungkin ini pelajaran buat gue. Dan lo, gue nggak mau liat lo bonyok kaya gini lagi. Gue nggak mau pokoknya apalagi cuma gara-gara hal nggak penting kayak gini, gue nggak suka Le.” Ucap Aurora sambil membuka Hansaplast yang sengaja gadis itu gunting menjadi berbentuk persegi.
“Lah?kenapa di gunting?”
“Biar irit. Bekas luka lo ada tiga soalnya, boros.”
“Rumah segede ini, duit sebanyak itu, make hansaplast digunting jadi kotak. Orang kaya macam apa lo Ra?”
“Kurang ajar lo. Nurut aja kenapasih? Dah nih selsai.”
Leo menatap mata gadis itu, saat gadis itu mempererat hansaplast di wajahnya.
“Oh God, she’s the prettiest.” Batinnya.
“Mata jaga! liatin gue mulu, gue pelototin kabur lo nanti.” Ucap gadis itu.
“Ganggu aja sih.”
“Udah sono lo balik. Inget ya kata gue tadi, Jauhin gue dari sekarang ya Le, makasih udah mau jadi temen gue 3 minggu ini. Kehadiran lo bagi gue tuh-”
“nyenyenyenye buka tutup botol aja nggak bisa sok sok an mau pisah dari gue.”
“IH GUE TUH SERIUS MONYET!”
“Dah dah, sini mana hp lo?”
“Buat apa?”
“Nih gue beliin nomor baru.”
“…”
“Kenapa lo diem? terharu ya?”
“Najis.”
“nyenye, seneng kan lo. Dih dih merah pipinya!”
“IH APASIH MONYET! NGGAK YA!”
Leo tertawa dan merapihkan rambut Aurora yang berantakan.
“Ra, lo keren, lo kuat, lo udah ngelakuin hal yang luar biasa hari ini. Semangat terus ya jelek. Gue selalu ada buat lo. Dan gue janji nggak akan ceroboh kaya tadi lagi. You’re doing great today. Ini tadi gue beliin sup ayam, Tapi udah 6 jam yang lalu, jadi lo angetin aja ya nanti, jangan lupa abis mandi lo langsung tidur, save kontak orang-orang yang deket-deket aja. Besok lo berangkat bareng gue, Nggak ada nolak-nolak.”
“Bawel.”
“Dikasih tau kok-”
“Iya-iya kak Leo yang baik hati. Btw, Le, makasih banyak ya. Gue nggak tau kalo nggak ada lo hidup gue bakalan gimana. Tahan-tahan ya temenan sama gue, gue masih nggak percaya gue bakal punya temen kayak lo, jangan lupa luka lo di bersihin. Udah malem, sono lo balik.”
“Kalo gue bersihin nya kesini boleh kan?”
“Sini lo gue gebuk.”
“Hahahah Jelek.”
“Apa jelek?”
“Muka lo abis nangis jelek.”
“KURANG AJAR YA LO!”
“Sama-sama, gue balik dulu ya, lo tidur. Nggak usah mikirin apa-apa. Semua udah beres, Masalah lo sama wbm gue aja yang jelasin nanti.”
“Ck, Bawel.”
“Gue balik ya… Bye Ra.”
“Bye mongkiii!”